Sejarah Cleopatra

Sejarah Cleopatra & Wu Zetian Kaisar China

Sejarah Cleopatra

Sejarah Cleopatra & Wu Zetian Kaisar China

Sejarah Dunia tentu telah menjadi pembelajaran dari semua pendidikan di Negara manapun. Termasuk seperti sejarah Ratu Cleopatra yang hampir mustahil tidak ada yang mengetahui tentang beliau sang penguasa Mesir Kuno terpopuler.

Begitu pula untuk Wu Zetian yang telah menduduki bangku kekaisaran Tiongkok. Kepopuleran Wu Zetian juga tidak kalah dengan Ratu Cleopatra, maka dari itu akan dibahas tuntas kedua penguasa terbesar pada abad pertengahan.

Fakta Sejarah Ratu Mesir Kuno Cleopatra

Cleopatra, Penguasa Mesir Kuno

Cleopatra, yang memerintah selama 21 tahun bersama dua saudara laki-lakinya sebagai penguasa Dinasti Ptolemaic di Mesir kuno, merupakan penguasa terakhir yang aktif sebelum Romawi mengambil alih Mesir kuno pada tahun 30 Sebelum Masehi.

Sebagai keturunan Yunani Makedonia terakhir yang memerintah di Mesir kuno, Cleopatra terkenal karena hubungannya yang penuh intrik. Kaitannya dengan pemimpin Romawi Julius Caesar dan Marc Anthony mempengaruhi politik dan mencetuskan banyak peristiwa penting dalam sejarah Kekaisaran Romawi. Ia berusaha memanfaatkan Kekaisaran Romawi untuk merebut kembali wilayah Mesir kuno yang telah hilang.

Cleopatra dan saudara laki-lakinya, Ptolemy XIII, berbagi kekuasaan setelah kematian ayah mereka, Ptolemy XII, pada tahun 51 Sebelum Masehi. Namun, persaingan dan konflik di antara mereka mengakibatkan Julius Caesar memihak Cleopatra.

Setelah Ptolemy XIII tewas dalam pertempuran, Caesar menobatkan Cleopatra dan saudara laki-lakinya yang lain, Ptolemy XIV, sebagai rekan penguasa. Ptolemy XIV meninggal pada tahun yang sama ketika Caesar dibunuh di Roma pada tahun 44 Sebelum Masehi. Anak Cleopatra dan Julius Caesar, Caesarion, kemudian diangkat sebagai wakil penguasa dengan nama Ptolemeus XV.

Cleopatra kemudian bersekutu dengan perwira militer Romawi Marc Anthony. Setelah banyak intrik politik dan pernikahan, mereka menikah dan memiliki anak kembar, serta saling memberikan dukungan politik.

Cleopatra mendanai salah satu kampanye militer Antony yang lama diidamkannya dan meminta agar Romawi mengembalikan sebagian wilayah Suriah dan Lebanon ke Mesir. Tindakan ini memicu perang propaganda dengan Oktavianus, putra angkat Caesar, dan Senat Romawi menyatakan perang terhadap Cleopatra.

Pasukan Antony dan Oktavianus bertempur, dan ketika Antony mendengar kabar bahwa Cleopatra telah meninggal, ia mencoba bunuh diri dengan pedangnya. Namun, ternyata itu adalah berita palsu. Ketika Oktavianus tiba untuk menangkap Cleopatra di istana di Alexandria, ia menolak untuk diarak di jalan-jalan Roma sebagai ratu yang dikalahkan.

Dalam catatan sejarah dunia, Cleopatra diyakini telah mengakhiri hidupnya dengan gigitan ular yang dilakukannya sendiri, meskipun beberapa sejarawan berpendapat bahwa ia mungkin meminum racun sebelum meninggal.

Fakta Wu Zetian Kaisar Penguasa Tiongkok

Wu Zetian, Penguasa Kekaisaran Tiongkok

Permaisuri Wu Zetian memegang peran penguasa de facto di Dinasti Tang selama 40 tahun dari tahun 665 hingga 705. Dia mencapai prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mendirikan Dinasti Zhou kedua dan menunjuk dirinya sebagai kaisar.

Dikagumi karena kepemimpinannya, Wu Zetian membentuk pemerintahan yang efisien dan bebas dari korupsi. Dia restrukturisasi ekonomi dan budaya Tiongkok, serta berjuang melawan kekuatan aristokrasi untuk memajukan kelas petani.

Wu Zetian juga memperluas wilayah Kekaisaran Tiongkok dengan menaklukkan wilayah baru di Korea dan Asia Tengah. Karena prestasinya ini, Kekaisaran Tiongkok menjadi salah satu kekaisaran terkuat dalam sejarah dunia.

Awalnya, Wu Zetian memasuki istana kekaisaran sebagai selir Kaisar Taizong. Setelah suaminya wafat, ia menikahi putra kesembilan dan pewaris tahtanya, Kaisar Gaozong. Dengan pendidikan tinggi, kepribadian karismatik, dan ambisi yang besar, Wu Zetian menjadi sosok yang lebih kuat dan proaktif dibandingkan suaminya, sehingga dianggap sebagai kekuatan sebenarnya di balik takhta.

Wu Zetian meraih kekuasaannya melalui berbagai cara, termasuk tindakan kejam, intrik istana, tuduhan sihir, dan pengorbanan banyak nyawa. Ia membentuk jaringan mata-mata untuk membantunya mengeliminasi saingan, baik yang nyata maupun yang dianggap sebagai ancaman.

Sebagai pemimpin, Wu Zetian tidak segan-segan untuk menyingkirkan musuh-musuhnya, termasuk anak-anak mereka. Bahkan, ia tidak ragu untuk mengatakan anggota keluarganya sendiri dan bahkan membantai 12 anggota keluarga kekaisaran ketika mereka mencoba melawan kekuasaannya.

Ketika putra-putranya naik takhta, ia tetap mengendalikan pemerintahan sebagai wali penguasa. Bahkan, pada tahun 690 ketika berusia lebih dari 60 tahun, ia memaksa putra bungsunya, Kaisar Huizong, untuk turun tahta, menjadikannya penguasa tunggal dan mendirikan Dinasti Zhou kedua yang berlangsung selama 15 tahun.

Meskipun kontroversial, Wu Zetian juga mendukung seni dan sastra, meningkatkan status perempuan, dan memperjuangkan hak-hak mereka. Selain itu, ia mempromosikan agama Buddha di atas Taoisme.

Pada tahun 705, dia digulingkan dalam kudeta dan meninggal pada akhir tahun yang sama. Meskipun kontroversial, peran Wu Zetian dalam sejarah Tiongkok tetap dikenang.